Grup musik asal kota Liverpool, Ingris, ini dianggap sebagai
grup abad ke 20 yang terlaris secara komersial. Antusiasme terhadap the Beatles
diturunkan dari generasi ke generasi. Apa yang menjadi penyebabnya?
Setelah puluhan tahun berlalu, karya-karya The Beatles tetap
terkenal di berbagai negara sampai saat ini. Salah satunya di Jerman. Di kota
Hamburg dan beberapa kota lainnya, ada musium Beatles. Di Berlin ada sekolah
menengah atas, John Lennon Gymnasium, dan tanggal 9 September lalu permainan
video musik pertama The Beatles diluncurkan ke pasar.
Sejak didirikan sekitar 50 tahun lalu, kelompok musik
Inggris itu tidak dapat diabaikan di dunia musik. Lagu-lagunya serta kegemaran
akan musik mereka diwariskan dari generasi ke generasi.
Apapun alasannya, hampir tidak ada orang yang tidak suka The
Beatles. Tidak mengherankan, jika orang itu sudah berusia di atas 50 tahun,
karena ini musik masa kecil atau remaja mereka. Tetapi anak-anak bahkan cucu
mereka juga tertular sejenis "virus" ini. Apa penyebabnya?
Penjelasan pertama: pendidikan dan pengaruh orang tua. Musik
ini sepertinya mengalir bersama susu ibu. Sebagian besar orang tua punya
piringan hitam atau CD The Beatles, dan inilah yang pertama mereka putar,
ketika anak-anak menunjukkan ketertarikan pada musik. Di sekolah-sekolah Jerman
The Beatles masuk pelajaran wajib tentang musik modern.
Penjelasan kedua mengapa The Beatles terus populer adalah:
kekhasan musik ini yang ibaratnya mampu tinggal lama di telinga, setelah orang
mendengarnya. Melodinya ibaratnya tertancap di ingatan.
Menurut pakar musik Hans Nieswandt, The Beatles adalah
kelompok pertama yang punya keberuntungan dan bakat untuk mengembangkan model
musik yang mengagumkan yang sekarang digunakan banyak band lainnya.
Seluruh kelompok itu adalah sebuah karya seni. Mereka adalah
band dengan karakter berbeda dan gaya musik berbeda. Di samping itu mereka
menulis dan merekam sendiri lagu-lagu mereka.
Penjelasan ketiga: The Beatles menjadi jembatan antar
generasi. Di tahun 60-an mendengarkan The Beatles masih menjadi provokasi
terhadap orang tua. Bertentangan dengan Evis Presley yang alim dan ibaratnya
menantu impian, The Beatles tampil dengan rambut gondrong dan gerakan-gerakan
yang sensasional.
Mereka adalah revolusi musik pop, yang meratakan jalan bagi
musik pop dan rock di masa depan. Remaja yang dulu memberontak, sekarang sudah
jadi orang tua dan kakek dan nenek. Lewat karya-karya The Beatles mereka dapat
bersama-sama menikmati musik.
Khusus untuk musik-musik The Beatles ada banyak alasan untuk
menyenanginya. Seperti dikatakan Marcus, pemuda berusia 28 tahun, "Kalau
ditanya, mengapa kamu suka pacar kamu? Alasannya banyak. The Beatles juga
begitu. Lagu yang saya suka sekarang, adalah "We can work it out".
Karena isinya tentang kompromi. Mungkin kita sama-sama melakukan kesalahan.
Mari kita bicarakan, supaya masalahnya dapat terselesaikan."